Selasa, 13 Februari 2018

Waspada! Sakit Flu Dapat Tingkatkan Risiko Sakit Jantung

Sudah lama diduga bahwa virus influenza tersebut menyebabkan kematian, baik secara langsung melalui influenza maupun secara tidak langsung. Baru-baru ini, peneliti menemukan bahwa penyakit flu dapat meningkatkan risiko serangan jantung.

Berdasarkan penelitian siklus haid yang dilakukan selama 2009-2014, periset Kanada mengungkapkan bahwa peningkatan risiko serangan jantung pada penderita flu masih dapat terlihat hingga beberapa hari flu. Risiko serangan jantung pada hari ketujuh setelah flu bahkan dikalikan enam.

"Temuan kami penting karena hubungan antara influenza dan infark miokard akut memperkuat pentingnya vaksinasi," kata penyidik ​​utama Institute of Clinical Evaluative Sciences (ICES) dan Dr. Jeff Kwong dari Dinas Kesehatan Ontario. apa yang dilaporkan oleh NBC News.

Melalui New England Journal of Medicine, tim peneliti mengungkapkan bahwa beberapa virus lain yang terkait dengan pernapasan juga meningkatkan risiko serangan jantung. Namun, tidak ada virus lain yang bisa meningkatkan risiko serangan jantung sekaligus virus influenza.

Tim peneliti juga mengungkapkan bahwa peningkatan risiko serangan jantung tidak hanya tinggi dalam kelompok yang telah mengalami serangan jantung. Kelompok yang tidak pernah memiliki serangan jantung juga menghadapi peningkatan risiko flu yang sama.

"Kami menemukan hubungan yang signifikan antara infeksi pernafasan, terutama influenza, dan infark miokard akut (serangan jantung)," tim peneliti mengatakan dalam jurnal tersebut.

Saat menganalisis temuan cara melancarkan haid ini, tim mengevaluasi bahwa orang yang berisiko terkena penyakit jantung harus melakukan upaya untuk mencegah infeksi saluran pernapasa, terutama influenza. Beberapa upaya pencegahan yang bisa dilakukan adalah menggunakan cuci tangan dan vaksinasi.

Di sisi lain, tim peneliti mengungkapkan bahwa penelitian mereka tidak menunjukkan berapa banyak serangan jantung dapat dicegah dengan vaksinasi. Pasalnya, orang yang hanya terkena flu ringan tidak diujicobakan untuk influenza.

"Karena kebanyakan pasien dengan gejala ringan tidak mengidap virus pernafasan, penelitian ini mungkin tidak umum untuk infeksi ringan," tim peneliti mengatakan.